Yakuza adalah fenomena menarik, bukan sekedar preman jalanan seperti yang umum Kita kenal selama ini. Disaat pelaku kejahatan umumnya harus menyembunyikan identitas dirinya dari kejaran pihak berwajib, mereka justru tampil sebaliknya, tampil beda dengan gaya pakaian, bahasa khusus dan tatoo sekujur tubuhnya. Kesetiaan mereka pada organisasi dan aturan yang sangat keras atau potong jarinya untuk tiap kesalahan yang dibuat.
Kalau anda menduga pelaku kejahatan terjadi karena kemiskinan dan pendidikan yang rendah, bisa jadi anda salah. Golongan yakuza di Jepang khususnya untuk level pemimpinnya ternyata berpendidikan sangat tinggi untuk mengimbangi bidang usaha mereka yang juga semakin komplek.. Foto di samping adalah Shoko Tendo, gadis super modis, putri seorang boss besar yakuza, yang sangat terkenal lewat bukunya "Yakuza Moon".
Sejarah
Ssejarah kemunculan mereka cukup unik, diawali dengan berkuasanya Shogun Tokugawa (1612) berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya, yang menyebabkan banyak samurai setia pendukung penguasa sebelumnya (ronin) menjadi kehilangan pekerjaanya. Mereka tampaknya enggan meninggalkan kebiasaanya yang kemana mana selalu membawa pedang dan akhirnya cendrung berubah menjadi kelompok yang mengganggu keamanan sekitarnya.
Untuk mengatasi kelompok samurai urakan yang sering disebut kabuki mono ini, dibentuklah kelompok pengaman desa, machi yokko, yang anggotanya direkrut dari masyarakat kebanyakan, namun ternyata cukup kuat dan mampu melawan para pengacau tersebut. Masalahnya menjadi panjang dan rumit karena setelah berhasil mengatasi kelompok samurai pengangguran tersebut kini giliran kelompok pahlawan itu yang menganggur dan dari sinilah akhirnya cikal bakal lahirnya kelompok yakuza. Kelompok ini mejadi kuat dan sangat sulit dibrantas karena mempunyai sistem kekrabatan dan kesetiaan yang sangat tinggi.
Asal nama Yakuza
Golongan pam swakarsa pengangguran ini, akhirnya sebagaian memilih profesi sebagai pedagang, namun dalam menjalankan usahanya cendrung dilakukan dengan cara curang dan sebagian lagi memilih profesi menjadi penjudi dengan permainan kartu. Nah diantara sekian banyak kombinasi konfigurasi kartu itu, ada yang namanya “kartu sial” yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Kartu itu adalah kombinasi kartu dengan nilai 8-9-3, yang dalam bahasa Jepang bisa dibaca Ya-Ku-Za, yang akhirnya menjadi sebutan populer untuk golongan ini. Dari kaum penjudi atau Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman.
Untuk masyarakat umum, kata yakuza ini biasanya tidak dilafalkan secara terang terangan dalam percakapan sehari hari, apalagi kalau percakapan dilakukan di luar rumah.. Sebagai gantinya mereka biasanya memakai kode dengan menggoreskan telunjuk membentuk garis miring ke pipi (sendiri) atau dengan menyebut angka 893, yang artinya sama saja. Dalam bahasa yang lebih formal, seperti berita televisi, berita koran atau lainya biasanya disebutkan atau ditulis dengan kata "Bouryokudan" group kekerasan.
Ciri dan penampilan umum
Kalau dilihat sepintas, penampilan mereka sudah tidak ubanya seperti orang kebanyakan, yaitu berpakaian kerja standar yaitu jas, dasi dan tas kerja. Namun tambahan aksesoris lain seperti berkaca mata hitam, kemudian rambut biasanya dicukur cepak dan pendek ala militer atau sedikit panjang dan disisir sangat rapi kebelakang ala Robert de Niro, pemeran bos mafia Italia dalam film "God Father", sepatu juga bukan hitam standar seperti pilihan orang Jepang kebanyakan, namun hitam bermotif. Pakaian atau jas juga kadang bukan hitam, tapi putih dari atas sampai bawah. Khusus untuk jabatan tertinggi, atau The Big Boss bisanya setiap hari memakai pakian tradisional yaitu kiomono prial. Yang paling kentara biasanya bahasa dan pilihan kata mereka yang sangat khas serta cara hormat yang diluar kebiasaan walaupun masih dengan membungkukkan badan juga.
Bidang usaha
Usaha mereka sangat beragam. Usaha tradisional mereka ada tiga usaha yaitu hutang piutang, judi dan tempat pelacuran, namun karena judi dan pelacuran di era modern dilarang di Jepang, usaha mereka beralih ke bidang pachinko dan memproduksi film porno. Mereka juga menguasai bisnis property, perdagangan, konstruksi, perbankan atau bahkan saham. Belakangan bidang politik juga tidak lepas dari cengramannya. Namanya juga penjahat, dalam menjalankan usahanya mencampurnya dengan intimidasi, ancaman bahkan tidak jarang disertai pembunuhan seperti kejadian baru baru ini, seorang gubenur suatu daerah yang dibunuh karena menolak meloloskan tender proyek dari salah satu perusahaan golongan ini. Hutang pitang yang tidak tertagih atau kredit macet biasanya besar kemungkinan pihak kreditor akan memanfaatkan organisasi mereka untuk jasa penagihannya, karena sering cara kerja mereka lebih efektif dari pada cara normal dan itulah yang mungkin menyebabkan organisasi mereka bisa tetap bertahan sampai saat ini.
Ssejarah kemunculan mereka cukup unik, diawali dengan berkuasanya Shogun Tokugawa (1612) berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya, yang menyebabkan banyak samurai setia pendukung penguasa sebelumnya (ronin) menjadi kehilangan pekerjaanya. Mereka tampaknya enggan meninggalkan kebiasaanya yang kemana mana selalu membawa pedang dan akhirnya cendrung berubah menjadi kelompok yang mengganggu keamanan sekitarnya.
Untuk mengatasi kelompok samurai urakan yang sering disebut kabuki mono ini, dibentuklah kelompok pengaman desa, machi yokko, yang anggotanya direkrut dari masyarakat kebanyakan, namun ternyata cukup kuat dan mampu melawan para pengacau tersebut. Masalahnya menjadi panjang dan rumit karena setelah berhasil mengatasi kelompok samurai pengangguran tersebut kini giliran kelompok pahlawan itu yang menganggur dan dari sinilah akhirnya cikal bakal lahirnya kelompok yakuza. Kelompok ini mejadi kuat dan sangat sulit dibrantas karena mempunyai sistem kekrabatan dan kesetiaan yang sangat tinggi.
Asal nama Yakuza
Golongan pam swakarsa pengangguran ini, akhirnya sebagaian memilih profesi sebagai pedagang, namun dalam menjalankan usahanya cendrung dilakukan dengan cara curang dan sebagian lagi memilih profesi menjadi penjudi dengan permainan kartu. Nah diantara sekian banyak kombinasi konfigurasi kartu itu, ada yang namanya “kartu sial” yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Kartu itu adalah kombinasi kartu dengan nilai 8-9-3, yang dalam bahasa Jepang bisa dibaca Ya-Ku-Za, yang akhirnya menjadi sebutan populer untuk golongan ini. Dari kaum penjudi atau Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman.
Untuk masyarakat umum, kata yakuza ini biasanya tidak dilafalkan secara terang terangan dalam percakapan sehari hari, apalagi kalau percakapan dilakukan di luar rumah.. Sebagai gantinya mereka biasanya memakai kode dengan menggoreskan telunjuk membentuk garis miring ke pipi (sendiri) atau dengan menyebut angka 893, yang artinya sama saja. Dalam bahasa yang lebih formal, seperti berita televisi, berita koran atau lainya biasanya disebutkan atau ditulis dengan kata "Bouryokudan" group kekerasan.
Ciri dan penampilan umum
Kalau dilihat sepintas, penampilan mereka sudah tidak ubanya seperti orang kebanyakan, yaitu berpakaian kerja standar yaitu jas, dasi dan tas kerja. Namun tambahan aksesoris lain seperti berkaca mata hitam, kemudian rambut biasanya dicukur cepak dan pendek ala militer atau sedikit panjang dan disisir sangat rapi kebelakang ala Robert de Niro, pemeran bos mafia Italia dalam film "God Father", sepatu juga bukan hitam standar seperti pilihan orang Jepang kebanyakan, namun hitam bermotif. Pakaian atau jas juga kadang bukan hitam, tapi putih dari atas sampai bawah. Khusus untuk jabatan tertinggi, atau The Big Boss bisanya setiap hari memakai pakian tradisional yaitu kiomono prial. Yang paling kentara biasanya bahasa dan pilihan kata mereka yang sangat khas serta cara hormat yang diluar kebiasaan walaupun masih dengan membungkukkan badan juga.
Bidang usaha
Usaha mereka sangat beragam. Usaha tradisional mereka ada tiga usaha yaitu hutang piutang, judi dan tempat pelacuran, namun karena judi dan pelacuran di era modern dilarang di Jepang, usaha mereka beralih ke bidang pachinko dan memproduksi film porno. Mereka juga menguasai bisnis property, perdagangan, konstruksi, perbankan atau bahkan saham. Belakangan bidang politik juga tidak lepas dari cengramannya. Namanya juga penjahat, dalam menjalankan usahanya mencampurnya dengan intimidasi, ancaman bahkan tidak jarang disertai pembunuhan seperti kejadian baru baru ini, seorang gubenur suatu daerah yang dibunuh karena menolak meloloskan tender proyek dari salah satu perusahaan golongan ini. Hutang pitang yang tidak tertagih atau kredit macet biasanya besar kemungkinan pihak kreditor akan memanfaatkan organisasi mereka untuk jasa penagihannya, karena sering cara kerja mereka lebih efektif dari pada cara normal dan itulah yang mungkin menyebabkan organisasi mereka bisa tetap bertahan sampai saat ini.
nice...
ReplyDeletegood :D
ReplyDelete:)]
ReplyDeletemakasih buat infonya
ReplyDeletelebih banyak lagi infonya
hehehehe ....
makaciihh makacihhh :)
ReplyDelete